Minggu, 05 September 2010

Call It The story about death

Seminggu menjelang lebaran ini agak nya berbeda dari biasanya. Memang seperti biasa banyak parcel dikirim ke rumah kami, bahkan karangan bunga. Tapi sayang, tulisan yang tertera diatas nya bukan selamat hari kemenangan, bukan selamat hari raya idul fitri
Innanilahi wa innailaihi rajiun

Lebaran kali ini tanpa kehadirannya.

Mbah uti telah Ia panggil, orang yang selalu menanyaiku “nak ega udah mau berangkat sekolah?” setiap pagi itu telah pulang ke sisiNya

Pertemuanku terakhir dengannya pun demikian. Kalimat itu masih terngiang ditelingaku, namun bukan dengan background rumah kami, tapi dengan background ruang ICCU IRD doktersoetomo. Kita berbincang selama 3 menit, dan ketika aku bilang aku akan pamit keluar karena menjenguk pasien tidak boleh ber-ramai-ramai dan aku harus bergantian dengan om tanteku, ia berkata “nak ega udah mau berangkat ta?”



“enggak mbah, ini cuman mau keluar sebentar, mau gantian sama om agus” ujarku

Aku tahu ada yang tidak beres, saat bapak mulai menyuruh kami menunggu di ruang tunggu. Aku tahu (insting ku ini datang tak dijemput) karena sebelumnya saat aku dan bapak baru saja datang ke rumah sakit bapak bertanya padaku “nanti mau makan apa mbak buat buka?”

Dalam hati aku sudah merncanakan bahwa aku ingin fuccili tuna pedas dan lasagna di pizza hut tapi aku malah berkata “terserah aja, lihat nanti”

Bapak lah yang paling terlihat tenang, om tante dan mbahkung semuanya menangis. histeris. mbak shanti meneteskan air mata.

Bapak tenang-tenang saja, seperti sudah mengetahui ini sejak seminggu sebelumnya. Ia mondar-mandir menenangkan om dan tanteku


Bapak mengatur semuanya. Membeli buka dan membujuk semua orang untuk tetap makan, mengatur ambulans, menelpon orang pemakaman. Aku paling tidak suka orang yang menangis- Sakit mendengar suara-suara tangisan itu. Sakit mendengar ketidak relaan itu- tapi aku lebih tidak suka lagi pada orang yang tidak menangis ketika mereka sedih. Sakit. Yang aku tahu bapak menenangkan mbah kakung yang sangat terpukul akan kepergian istrinya. Bapak berkata “ikhlaskan saja”

Mungkin semua orang tidak sadar atau mungkin mereka sadar namun diam saja. Mata bapak merah, sakit melihatnya. Mungkin bapak tidak menangis, mungkin bapak tenang-tenang saja, mungkin orang mengira

bapak adalah orang yang paling ikhlas. tapi mana mungkin orang yang tenang seperti itu sampai lupa dimana ia menaruh kunci mobil dan membuat kita kelimpungan mencarinya?

Atau bagaimana aku mendengar helaan nafasnya setiap tiga menit sekali.

Atau bagaimana ia di mobil membicarakan tentang pelg mobil mewah yang melintas.

Atau (memaksa) bicara tentang Warna mobil honda melintas yang mirip warna mobil getz kakakku

Atau bagaimana ia menghela nafas lagi dalam-dalam dan menyandarkan kepalanya pada sandaran mobil (yang sebenarnya tidak pernah ia lakukan)

Atau bagaimana ia berceletuk tiba-tiba akan penyesalan-penyesalan yang ia buat

Atau candaan yang dipaksakan?

Atau suara manis tegarnya saat menjawab telepon “iya, iya pak, terimakasih doanya, iya, nanti malam langsung dimakamkan, tidak usah, terima kasih sekali lagi pak”

Aku mohonkan untuknya sebuah ke-ikhlasan ya Allah

Aku tidak ingin Idul fitri kali ini diliputi duka

Satu hari sebelumnya..

Tidak ada yang berbeda hari ini, aku masih berkutat dengan Al-quran, walaupun berantakan karena terhalang OSPEK, tapi aku bersikeras untuk khatam. Karena menurutku, walaupun aku tidak bisa khatam nantinya, Allah masih akan memaafkanku karena aku sudah bekerja keras, dan mengizinkanku untuk bertemu ramadhan selanjutnya.

“Mbaaak egaaaa” panggil adikku dari bawah

“apaa deek?”

“mbah uti pingsaan” ujarnya. Diikuti suara langkahku yang tergesa-gesa menuruni tangga.
--

ICCU IRD dr soetomo

Seakan akan ia mengerti datangnya, Setelah semua anak-anaknya masuk untuk berbicara padanya, saat itulah ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Kediaman keluargaku


Aku melihatnya dimandikan, tak berkutik, semua orang menggerakkan tubuhnya, tapi Ia tidak meronta. air mata semua orang menetes. aku sedih melihat tak berdayanya ia. Aku tahu mbah Uti bukan orang yang menyenangkan, ia menyebalkan, terlalu cerewet, menurutku. aku ingat bahwa tidak bisa membaca dan menulis, kata bapak, mbah uti tidak lulus SD
 
Tapi Ia orang baik ya Allah.

Dan Ia orang yang berhasil.

Bagaimana dari rahimnya, dari rahim seorang yang tak bisa baca tulis ini lahir seorang ayah yang hebat buat kami semua, yah Bapak. Bapak yang asyik, yang openminded, rasional, tough, gaul, dan sholeh, semuanya pasti datang dai tangan Nenek tua yang sudah rapuh ini.
aku ingat cerita-cerita tentang ia dari bapak, bagaimana ia mengumpulkan kertas kertas bekas dari buku-buku anak-anak orangkaya, lalu menjahit nya stu persatu agar menjadi sebuah buku lagi yang layak untuk dipakai anak-anaknya.

Aku menyayanginya


Aku belum berbakti banyak padanya, tapi aku yakin ia akan memaafkanku, karena aku tau ia menyayangiku, seperti aku yang sudah memaafkan segala kesalahannya, ia akan memaafkanku. kalaupun aku ingin meminta maaf padanya, aku hanya tinggal menitipkan selembar surat dalam setiap solatku pada Allah.

aku akan bercerita sedikit tentangnya ya Allah, walaupun aku tahu Engkau pasti sudah mengetahui segala sesuatunya.

3 amal ibadah yang tidak terputus ya Allah, 1. amal jariyah (aku tahu ia sering memberikan sedekah kapada semua orang, masjid, ia rajin beribadah ya Allah)
2. doa anak shaleh. yang satu ini percayakan saja pada kami ya Allah
3. Ilmu yang bermanfaat. aku tahu ia tidak lulus SD ya Allah, tapi Ilmu kami semua, Bapak, Ibu, Tante-tante dan om, semuanya berasal dari tangannya. aku harap Allah mempertimbangkan itu juga ya Allah. dan sekali lagi, Ia bukan orang yang gagal,

Ia orang yang berhasil
---
When you lost your lover forever. Remember the day when you heven’t had them, and stay strong.

When you lost your child. Remember the day you, haven’t had him, then move on

But when you loose your parents. You cant recall anydays when you haven’t had them, because you’d already had them once you were born. And the memories of them will getting back every secon, it’s not easy. But

when you remember about them you don’t cry,

you pray.

Tidak ada komentar:

Intro

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
I don't like surprises “So my dream isn’t to become the “best”, it’s to be someone who I’m not ashamed to be.” I am a medical student who happens to love travelling, writing, and coffee. I also love to learn language, try new things, meeting new people and get to know them. I hate to think that anything is impossible. I am stubborn, prideful, and straight forward about things. I am a dreamer and believer. I believe that one smile can change the world. I like to give and it makes me happy to see smiles when I give. http://thedancingshoes.wordpress.com/me/

who's following me-